Selasa, 26 Juli 2011

Aku Kenal dan Aku Bersyukur

Gajah mati meninggalkan gading dan harimau mati meninggalkan belang..
Hmmm sebuah peribahasa yang cukup di ingat semua orang termasuk aku,Siapa aku…
itu sebuah pertannyaan yang mungkin harus di tanya semua orang, siapa aku.?????? .
Siapa aku .?????? karna akau punya mata yang bagus, punya hidung yang mungkin tak mancung tapi itu Cukup untuk mencium aroma makanan yang di buat oleh orang tua kita,
aku adalah seorang MANUSIA, yang kata orang orang makhluk paling sempurna… benar gak sih.????
baca Al Qur’an surah AT –TIN ayat 1 – 4 yang artinya . . .
1. Demi (buah) Tin dan (buah) zaitun,
2. Demi gunung Sinai,
3. Dan demi negeri (Mekah) yang aman ini,
4. Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya,
Pada ayat 4 jelas Allah SWT menjelaskan bahwa allah telah menciptakan manusia dengan sebaik baik bentuk…
So… apa yang harus kita lakukan setelah kita mengetahui kita manusia di ciptakan dalam keadaan sempurna???
BERSYUKUR.!! Itulah jawabannya….
>>>Alhamdulillahirrobbil ‘alamin (segala puji bagi Allah tuhan seluruh alam semesta) itulah ucapan dari Manusia yang bersyukur.
>>>Bentuk syukur yang lain dari seorang manusia adalah dengan memikirkan ciptaan Allah (belajar)…
Tentunya bukan memikirkan seluruh ciptaan Allah karena itu akan sangat sangat banyak bayak sekali..
Dimulai dari yang terdekat dari kita, diri kita dan lingkungan disekitar kita, memikirkan ciptaan Allah yang ada pada diri kita dan lingkungan di sekitar kita yang telah di ciptakan untuk kita agar bisa kita gunakan sebaik baik nya dalam ridhoNya. Mengeetahui semua hal yang ada pada diri kita dan lingkungan di sekitar kita agar bisa di manfatkan dalm ridho Allah itulah salah satu bentuk syukur kita.
>>> Dan bentuk syukur kita yang paling penting sebagai manusia adalah menggunakan nikmat Allah, kesempurnaan yang telah di berikan Allah kepada kita lingkungan Allam yang telah di berikan kepada kita sebagai bentuk rahmat Allah, kita pergunakan sebaik baiknya untuk keperluan hidup kita dalam rangka menyelesaikan tugas manusia di muka bumi yaitu menjadi manusia Hamba Allah yang selalu bersyukur, mentaati semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah, dan menjadi Khalifah di bumi milik Allah ini, menjadi pemimpin yang harus selalu bersyukur untuk mengatur dengan baik apa apa saja yang berada di bawah kepemimpinannya yang di mulai dari memimpin diri sendiri agar selalu dalam jalan Allah yang lurus.
Apapun pekerjaan kita sebagai manusia, pelajar, mahasiswa, pengusaha, pedagang kecil, tukang jual gorengan, tukang sol sepatu, dosen, rector, anggota DPR, tukang salon, tukang kebersihan kota, presiden, perdana memtri, ataupun sekjen PBB, apapun yank kita pimpin diri sendiri, anak anak, keluarga, RT, RW, kelurahan, suatu lembaga masyarakat baik formal maupun informal, kecamatan, kota, propinsi, Negara, apapun pekerjaan kita apapun yang kita pimpin sebagai manusia yang Mengaku Allah
SWT sebagai tuhan kita maka haruslah kita bersyukur, baik dengan ucapan, dengan memikirkan coptaan Allah untuk apa dapat kita manfaat kan dalam ridho Allah, dan dengan menggunakan nikmat Allah itu dalam rangka mencari ridhonya.
Jangan sampai kita tersindir oleh Allah dengan Ayat nya dalam surat cinta Allah kepada kita (Al Qur’an) dalam surah Ar Rahman yang di sebut ber ulang ulang dalam surat tersebut yang artinya “ nikmat tuhan manakah yang kamu dustakan”
karna Allah teah menciptakan kita (manusia) dalam bentuk yang sebaik baiknya (sempurna) dan dengan di anugrahi nikmat yang begitu banyak, sangat patutlah kita untuk selalu bersyukur dengan cara yang
benar.

Slalu semangat dan Istiqomah. ^__^
>>Zona D’Elektron>>>

Selasa, 08 Maret 2011

history

Ibnu Sina (avicena)
Perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi manusia di antaranya adalah ilmu kedokteran dan ilmu pengobatan. Ilmu yang sekarang di kembangkan dan di gunakan di seluruh negara berdasar dari ilmu dasar yang diterapkan tokoh kedokteran dan pengobatan dari zaman Uzbekistan pada abad ke-10, yaitu Abu Ali Al Husain Ibn Abdallah Ibn Sina, yang lebih di kenal dengan Ibnu Sina.
Ibnu sina lahir di afsana pada tahun 981, di kota kecil di dekat kota bukhara. Sejak kecil dia sudah belajar tentang penyembuhan penyakit, selain itu dia juga mendapat pelajaran logika dari gurunya yang bernama Abu Abdallah Natili, sorang pakar yang terkenal pada zamannya.
Ibnu Sina di kenal sebagai remaja yang santun dan menguasai ilmu penyembuhan. Pada umur 17 tahun ia berhasil menyembuhkan penyakit raja Bukhara, Nooh Ibn Mansoor. Sebagai penghargaan raja meminta Ibn Sina menetap di istana, setida selama sang raja dalam proses penyembuhan namun Ibu Sina menolak secara halus, ia hanya minta di izinkan untuk mengunjungi perpustakaan kerajaan yang kuno dan antik. Niatnya yaitu untuk mencari referensi untuk mengembangkan ilmunya.
Ibnu Sina juga mengembara ke berbagai tempat untuk mengembangkan ilmu sambil mengamalkannya kepada orang lain. Tempat pertama pengembaraannya adalah kota Jurjan, di timur tengah. Di sana ia bertemu dengan sastrawan dan ulama besar Abu Raihan Al Biruni, selanjutnya di kota Ravy dan Hamadan iya menulis buku Al Qunun fi Al-Tib yang di terjemahkan menjadi The Cannon. Buku ini menjadi rujukan banyak ilmuan pada zaman pertengahan. Isinya adalah ensiklopedia yang memuat jutaan tema tentang obat obatan dan pengobatannya. The Cannon juga memperkenalkan penyembuhan secara sistenmatis yang di jadikan rujukan hingga tujuh abad kemudian. Buku karya Ibnu Sina yang lain adalah As Syifa tentang berbagai obat dan pengobatan buku ini di terjemahkan ke dalam bahasa latin Sanatio.
Ibnu Sina berhasil menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap, gambar ini menjadi dasar penting bagi ilmu kedokteran. Dari gambar tersebut dapat di simpulkan bahwa setiap bagian tuuh dari ujung kaki sampai ujung kuku ternyata saling terhubung melalui syaraf. Ilmu dasar yang di ajarkannya sekarang di kenal dengan nama patologi dan farmakologi.
Masi banyak ilmu dari Ibn Sina yang di jadikan dasar bagi dunia kedokteran moderen. Tidak heran jika kemudian sebuah fakultas kedokteran pada salah satu universitas besar di Paris memajang gambar ibnu sina di salah satu gedungnya. Ibn Sina wafat di kota Hamadan, irak pada tahun 1073.